../../_images/inasafe_logo.png

Ancaman Lainnya

Pengantar

InaSAFE dirancang untuk memprediksi hasil dari suatu bencana dengan memberikan kita dampak potensial pada bangunan, populasi, dan jalan berdasarkan skenario tertentu. Dari latihan-latihan sebelumnya, kita telah belajar bagaimana menggunakan fungsionalitas InaSAFE Dasar dan Menengah. Kita juga belajar menggunakan alat di InaSAFE seperti menggunakan kata kunci, mengkonfigurasi kebutuhan minimum dan analisis area, menggunakan agregasi dan lainnya.

Dalam latihan sebelumnya, kita menggunakan skenario “Banjir di Jakarta” dan data terkait untuk mempelajari fungsionalitas InaSAFE. Selain banjir, analisis dampak InaSAFE dapat dijalankan untuk berbagai jenis ancaman termasuk gempa bumi, tsunami dan gunung berapi. Dalam latihan ini, kita akan mengeksplorasi dan mempelajari untuk menjalankan skenario ancaman lainnya di InaSAFE menggunakan dek InaSAFE dan Wizard Fungsi Dampak Terpusat InaSAFE. Terakhir, kita juga akan menggunakan Fungsi Dampak Umum.

Tujuan pembelajaran:

Untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang cara menggunakan InaSAFE untuk menjalankan analisis dampak ancaman selain banjir. Pada akhir latihan ini, peserta akan mampu:

  • Menjalankan InaSAFE dengan ancaman lainnya seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi;

  • Mampu untuk membaca metadata dan menetapkan kata kunci untuk data ancaman;

  • Mampu menggunakan dek InaSAFE dan Wizard Fungsi Dampak Terpusat InaSAFE; dan

  • Mampu menggunakan Fungsi Dampak Umum dan memahami bagaimana menggunakannya dengan data mereka sendiri.

Data untuk latihan ini:

Data yang digunakan untuk latihan ini sama dengan data yang digunakan pada latihan sebelumnya. Data dapat didownload dari Paket Data Pelatihan |project_name| Setelah data diunduh, kita akan menggunakan file proyek QGIS dan data spasial berikut:

  • Padang.qgs
  • Maumere.qgs
  • Nagekeo.qgs
  • Padang_village_boundary_WGS84.shp
  • West_Sumatera_Population_WGS84.shp
  • Padang_EQ_2009_WGS84.tif
  • Maumere_Tsunami_WGS84.tif
  • Maumere_Buildings_WGS84.shp
  • Sikka_Village_Boundary_WGS84.shp
  • Sinabung_Hazard_Map_2015_WGS84.shp
  • Sinabung_buildings_WGS84.shp
  • NGK_Landslide_Vulnerability_WGS84.shp
  • NGK_Buildings_WGS84.shp
  • NGK_Population_WGS84.tif
  • NGK_Villages_BPS_WGS84.shp

1. Run InaSAFE for Earthquake

1.1 Menjalankan InaSAFE untuk Bangunan

a. Open Project

Lokasi Indonesia yang berada di tepian lempeng tektonik Pasifik, Eurasia, dan Australia menjadikan Indonesia bukan hanya menjadi tempat banyaknya gunung berapi tetapi juga gempa bumi yang sering terjadi. Layer ancaman yang akan kita gunakan untuk contoh ini telah disediakan oleh Badan Geologi dan AIFDR, Pemerintah Australia dan menggambarkan getaran dan Skala Modified Mercalli Intensity (MMI).

Skenario khusus ini adalah versi model gempa Padang 2009. Silahkan buka file proyek QGIS Padang.qgs dari InSAFE Training Data >  West Sumatra. Setelah dibuka, Anda akan melihat di bawah ini:

../../_images/other_hazard_01.png

Pada dek InaSAFE, perhatikan bahwa formulir InaSAFE masih kosong. Ini berarti data ancaman dan keterpaparan Anda belum memiliki kata kunci yang ditetapkan. Oleh karena itu, Anda harus terlebih dahulu mendefinisikan kata kunci untuk setiap dataset dalam proyek.

Untuk menentukan kata kunci, klik ikon Wizard Pembuat Keyword dan ikuti petunjuk yang diberikan. Anda dapat merujuk kembali ke modul Menjalankan InaSAFE Tingkat Menengah untuk petunjuk langkah demi langkah.

Saat Anda mendefinisikan layer ancaman, pilih klasifikasi ancaman untuk setiap jenis paparan. Dalam contoh ini, Anda harus memilih ‘Kelas MMI Gempa’ pada Populasi dan ‘Kelas Umum’ pada Klasifikasi Struktur untuk mengedit ambang batas. Jangan lupa menyimpan ambang batas sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya.

../../_images/other_hazard_02.png

Setelah Anda selesai mendefinisikan kata kunci untuk setiap lapisan, formulir InaSAFE Anda akan terlihat seperti ini:

../../_images/other_hazard_03.png

b. Run InaSAFE

Setelah dek InaSAFE Anda yang muncul sama dengan seperti gambar di atas, Anda siap untuk melakukan analisis gempa pada bangunan. Ini menimbulkan pertanyaan “Jika terjadi gempa di Padang 2009 **”, berapa banyak **bangunan yang akan terpengaruh?. Klik Hitung di pojok kanan bawah pada dek InaSAFE Anda. Jika semuanya sudah diatur dengan benar, Anda akan mendapatkan hasilnya di area dek setelah beberapa detik, dan layer peta baru ditambahkan ke peta. Layer baru diberi nama Jumlah Bangunan.

../../_images/other_hazard_04.png

c. Interpret the Results

Mari kita lihat layer data baru yang dihasilkan dari InaSAFE.

  • Perbesar ke area manapun di Kanvas Peta

  • Akan ada tiga warna berbeda yang dihasilkan dari InaSAFE (kuning muda, oranye, dan merah).

  • Bangunan merah berada di daerah yang terdampak paling parah yang memiliki Nilai MMI lebih besar dari 8 MMI. Bangunan oranye terletak di daerah yang terdampak sedang yang memiliki MMI antara 6 sampai 8 MMI sedangkan bangunan berwarna kuning muda dianggap terletak di daerah dengan dampak rendah yang memiliki Nilai MMI kurang dari 6 MMI.

  • Klik Jumlah Bangunan pada daftar layer untuk memilihnya, klik tombol alat :guilabel:` Identifikasi Fitur` , dan kemudian klik pada bangunan untuk melihat atribut bangunan.

Catatan

Ambang batas pengaturan bawaan untuk Gempa adalah 0-6 MMI untuk ambang batas rendah, 6,1-8 MMI untuk ambang batas sedang dan lebih dari 8 MMI untuk ambang batas tinggi. Anda dapat mengubah ambang batas Nilai MMI untuk setiap area yang terkena dampak sebelum menjalankan InaSAFE. Silahkan jalankan wizard kata kunci lagi dan klik Edit pada Gempa di Bangunan. Jangan lupa untuk klik Simpan. Konfigurasi ini akan membuat hasil Anda berbeda dengan menjalankan InaSAFE menggunakan ambang batas pengaturan bawaan.

../../_images/other_hazard_05.png

Pada panel InaSAFE kita sekarang melihat ringkasan dampaknya. Rinciannya dijelaskan di bawah ini.

../../_images/other_hazard_06.png
  • ** Laporan umum: ** menunjukkan perkiraan jumlah bangunan berdasarkan zona ancaman dan strukturnya. ** Zona ancaman ** membagi hasilnya menjadi beberapa kategori berdasarkan ambang batas yang ditetapkan dalam analisis ancaman. Dalam ringkasan dampak ini, InaSAFE membagi dampak bangunan menjadi tiga kategori berdasarkan nilai MMI. ** Struktur** membagi hasil yang menunjukkan jumlah bangunan yang terkena dampak, bangunan yang tidak terdampak, dan bangunan yang tidak terpapar ancaman.

  • ** Detail analisis:** membagi bangunan yang terpapar menjadi beberapa kategori berdasarkan atribut tipe bangunan untuk setiap bangunan. Dalam ringkasan dampak ini, InaSAFE memecah hasilnya menjadi laporan yang lebih terperinci dengan melihat setiap tipe bangunan.

  • Daftar tindakan: dirancang untuk membuat para pengelola bencana memikirkan apa yang perlu mereka lakukan/diskusikan saat merencanakan peristiwa serupa di masa depan.

  • Catatan dan asumsi: menyediakan rincian tentang data masukan dan batasan atau asumsi pada ringkasan analisis atau laporan. Dalam contoh ini, bagian ini menjelaskan mengapa bangunan dikatakan tergenang, basah, dan kering.

  • Hasil agregasi: rincian statistik dari jumlah hasil. Contoh ini menunjukkan hitungan infrastruktur penting. Bila Anda memilih untuk menggunakan layer agregasi pada analisis Anda (kita akan melakukannya nanti) tabel ini akan menunjukkan jumlah bangunan berdasarkan batas agregasi.

  • Rincian analisis (sumber): penjelasan darimana data ancaman, data keterpaparan, agregasi berasal.

1.2 Menjalankan InaSAFE untuk Populasi

Sekarang kita siap untuk menjalankan analisis InaSAFE kedua kita menggunakan data gempa di Padang. Kita akan bekerja dengan data gempa yang sama lagi, tapi kali ini kita akan melihat jumlah orang yang terkena dampak di area tertentu. Jika Anda telah selesai mendefinisikan kata kunci, data ini akan memiliki kata kunci yang telah ditetapkan sehingga Anda akan siap menjalankan InaSAFE.

Di QGIS, matikan Bangunan dan perkiraan bangunan yang terdampak (layer yang dihasilkan dari analisis InaSAFE dan aktifkan layer populasi). Karena kita ingin melihat jumlah orang yang mungkin terbunuh atau terungsikan di daerah tertentu, kita juga perlu menyalakan layer Desa di QGIS. Layer ini akan digunakan sebagai layer agregasi yang dapat menunjukkan hasil untuk setiap area administratif. Jika Anda lupa langkah-langkah yang diperlukan untuk mendefinisikan suatu layer sebagai agregasi, silakan merujuk ke Menjalankan InaSAFE Tingkat Menengah.

Konfirmasikan bahwa panel InaSAFE di sisi kanan diatur untuk query berapa banyak orang akan terdampak:

  • Gempa di Padang 2009

  • Orang

  • Desa

Formulir InaSAFE Anda akan muncul seperti gambar di bawah ini:

../../_images/other_hazard_07.png

a. Run InaSAFE

Jika semuanya sudah diatur dengan benar, maka dek InaSAFE harus menunjukkan bahwa Anda siap untuk menjalankan analisis banjir pada populasi. Ini menimbulkan pertanyaan “Jika terjadi Gempa di Padang (2009), berapa banyak orang yang akan terkena dampak?” Dalam analisis ini kita masih menggunakan data Shakemap yang memiliki nilai dari 6 - 8 MMI. Jika Anda ingin melihat kebutuhan bantuan minimum yang harus disediakan berdasarkan hasilnya, Anda bisa klik Pilihan dan pilih Kebutuhan Minimum.

Anda bisa merujuk ke Menjalankan InaSAFE Tingkat Dasar untuk mempelajari lebih lanjut tentang dasar pengaturan bawaan kebutuhan minimum di InaSAFE atau jika Anda ingin mengedit item atau menambahkan kebutuhan minimum baru, Anda dapat merujuk ke manual Konfigurasi Kebutuhan Minimum. Setelah semuanya telah diatur, klik Hitung untuk memproses skenario baru.

b. Interpret The Result

Jika semuanya telah diatur dengan benar, Anda akan mendapatkan hasilnya di area dek setelah beberapa  detik, dan layer peta baru harus ditambahkan ke peta. Layer dampak baru akan disebut Orang yang Mengungsi. Mari telusuri hasilnya lagi untuk membantu Anda memahami hasilnya dengan lebih baik:

  • Matikan layer Jumlah Bangunan dan geser Orang yang Mengungsi di atas Gempa di Padang 2009.

  • Perbesar pada area pilihan Anda.

  • Pilih Orang yang Mengungsi pada daftar layer dan gunakan alat Identifikasi Fitur lagi untuk memilih piksel (persegi) pada kanvas peta.

  • Pada gambar di bawah ini, mengklik salah satu piksel coklat menampilkan nilai 98.94569, yang berarti ada sekitar 98 orang dalam satu piksel ini (persegi) yang mungkin mengungsi.

../../_images/other_hazard_08.png

Pada panel InaSAFE kita sekarang bisa melihat ringkasan dari hasil analisis. Detil nya akan dijelaskan dibawah ini.

../../_images/other_hazard_09.png ../../_images/other_hazard_36.png
  • Laporan umum: menunjukkan perkiraan jumlah orang yang terkena dampak berdasarkan zona ancaman dan populasi. Diasumsikan bahwa semua orang ini perlu dievakuasi. Zona ancaman membagi hasilnya menjadi beberapa kategori berdasarkan ambang batas yang ditetapkan dalam analisis ancaman. Dalam ringkasan dampak ini, InaSAFE membagi orang yang terkena ke dalam beberapa kategori berdasarkan kelas MMI. Populasi membagi hasil yang menunjukkan jumlah pengungsi dan korban jiwa.

  • Kebutuhan minimum: adalah hitungan jumlah makanan, air dan produk lain yang dibutuhkan oleh orang yang dievakuasi setiap minggu.

  • Daftar tindakan: dirancang untuk membuat para pengelola bencana memikirkan apa yang perlu mereka lakukan/diskusikan saat merencanakan peristiwa serupa di masa depan.

  • Catatan dan asumsi: memberikan detil mengenai data masukan dan batasan atau asumsi pada hasil analisis. Contohnya, hal tersebut menjelaskan jumlah total penduduk pada area analisis dan sumber kebutuhan minimum.

  • Laporan kebutuhan minimum terperinci: rincian statistik jumlah populasi pengungsi dan kebutuhan minimum berdasarkan wilayah administratif.

  • Laporan gender dan usia terperinci: memberikan rincian jumlah orang yang terkena dampak berdasarkan usia (remaja, orang dewasa dan orang tua) dan jenis kelamin berdasarkan pengaturan bawaan demografi populasi dunia dan menghitung kebutuhan minimum untuk kebersihan wanita dan wanita hamil. Jika Anda menggunakan layer agregasi, hasilnya akan dirinci berdasarkan area administratif.

../../_images/other_hazard_10.png

2. Run InaSAFE for Tsunami

Gempa Flores tahun 1992 terjadi pada tanggal 12 Desember 1992 Pulau Flores di Indonesia. Dengan skala 7.8, gempa ini merupakan gempa terbesar dan juga paling mematikan pada tahun 1992. Gempa ini memicu ancaman lain di daerah itu yaitu tsunami di Maumere, Flores.

Selanjutnya, kita akan menjalankan skenario lain di InaSAFE menggunakan Model Ancaman Tsunami. Ini adalah versi model gempa berskala 8.1 yang menyebabkan tsunami yang berdampak pada Maumere.

2.1 Buka Proyek

Silahkan buka file proyek QGIS Maumere.qgs dari InaSAFE Training Data> Maumere folder. Setelah terbuka, proyek yang akan muncul akan terlihat seperti gambar di bawah ini:

../../_images/other_hazard_11.png

Anda akan melihat di dek InaSAFE yang kata kunci untuk setiap layernya belum didefinisikan. Seperti yang sebelumnya, kita menggunakan ikon Wizard Pembuat Keyword untuk mendefinisikan kata kunci. Untuk langkah-langkah rincinya, silahkan lihat referensi modul Menjalankan InaSAFE Tingkat Menengah.

2.2 Menjalankan InaSAFE

Setelah Anda selesai mendefinisikan kata kunci untuk setiap lapisan, formulir InaSAFE Anda akan terlihat seperti ini:

../../_images/other_hazard_12.png

Dalam skenario ini kita akan menggunakan Bangunan sebagai keterpaparan dan Batas Desa sebagai layer agregasi. Setelah form InaSAFE Anda muncul sama seperti gambar di atas, klik Hitung di pojok kanan bawah di dek InaSAFE.

2.3 Menginterpretasikan Hasil

Jika semuanya telah diatur dengan benar, Anda akan mendapatkan hasilnya di area dek setelah beberapa detik, dan layer peta baru akan ditambahkan ke peta. Layer dampak baru akan disebut Jumlah Bangunan. Mari telusuri hasilnya lagi untuk membantu Anda memahami hasilnya dengan lebih baik:

  • Perbesar pada area manapun yang Anda pilih.

  • Di sini kita telah memperbesar lokasi di Maumere. Akan ada lima warna berbeda yang dihasilkan dari InaSAFE (kuning muda, oranye, merah, hijau, dan abu-abu).

  • Bangunan merah terletak di daerah dengan kedalaman genangan tsunami lebih dari 3 meter; bangunan oranye terletak di daerah dengan kedalaman genangan tsunami antara 1.0 dan 3 meter; kuning muda terletak di daerah dengan kedalaman genangan tsunami adalah 0,1 dan 1,0 meter; bangunan hijau dianggap kering karena berada di perairan kurang dari ambang batas 0,1 meter; dan bangunan abu-abu dianggap tidak terpapar ancaman.

../../_images/other_hazard_13.png
  • Klik Jumlah bangunan pada daftar layer untuk memilihnya dan klik alat Identifikasi Fitur dan kemudian klik Bangunan untuk mengetahui isi atribut bangunan.

../../_images/other_hazard_14.png

Di sini kita klik salah satu bangunan merah dan temukan bahwa ada nilai kelas ancaman ‘tinggi’. Artinya bangunan tersebut berada di daerah yang terkena dampak yang diperkirakan akan tergenang lebih dari 3 meter.

Pada panel InaSAFE kita sekarang melihat ringkasan dampaknya. Rinciannya dijelaskan di bawah ini.

../../_images/other_hazard_15.png
  • Laporan umum: menunjukkan perkiraan jumlah bangunan berdasarkan zona ancaman dan struktur. Zona ancaman membagi hasilnya menjadi beberapa kategori berdasarkan ambang batas yang ditetapkan dalam analisis ancaman. Dalam ringkasan dampak ini, InaSAFE membagi dampak bangunan menjadi empat kategori: jumlah bangunan di daerah dengan ancaman rendah, jumlah bangunan di zona ancaman sedang, jumlah bangunan di daerah dengan ancaman tinggi dan jumlah bangunan kering (tidak terkena dampak tsunami). Struktur membagi hasil yang menunjukkan jumlah bangunan yang terkena dampak, tidak terdampak dan bangunan tidak terpapar.

  • Detail analisis: pembagian bangunan yang terpapar menjadi beberapa kategori berdasarkan atribut bangunan untuk setiap bangunan. Dalam ringkasan ini, InaSAFE memecah hasilnya menjadi laporan yang lebih terperinci dengan melihat setiap jenis bangunan.

  • Daftar tindakan: dirancang untuk membuat para pengelola bencana memikirkan apa yang perlu mereka lakukan/diskusikan saat merencanakan peristiwa serupa di masa depan.

  • Catatan dan asumsi: menyediakan rincian tentang data masukan dan batasan atau asumsi pada ringkasan analisis atau laporan. Dalam contoh ini, bagian ini menjelaskan mengapa bangunan yang terprediksi tergenang, basah, dan kering.

  • Hasil agregasi: rincian statistik jumlah bangunan yang terkena dampak berdasarkan wilayah administratif.

../../_images/other_hazard_16.png
  • Rincian analisis (sumber): penjelasan sumber data ancaman, data keterpaparan, agregasi berasal.

Hasilnya menunjukkan bangunan yang akan terkena dampak tsunami dimulai dari kedalaman air 1 meter. Bagaimana jika pengelola bencana memutuskan bahwa bangunan di 80 cm air juga dianggap tergenang air? Anda dapat mengubah ambang batas kedalaman air untuk melihat hasilnya, silahkan lihat modul Menjalankan InaSAFE Tingkat Dasar.

Catatan

Fungsi Dampak Tsunami InaSAFE sangat mirip dengan Banjir, namun karena kekuatan gelombang tsunami, kedalaman air maksimum yang akan mempengaruhi orang dan infrastrukturnya menjadi lebih dangkal.

3. Run InaSAFE for Volcano

Indonesia memiliki banyak gunung berapi, dan sebagian besar masih aktif sampai sekarang. Faktanya, salah satu bencana yang paling sering terjadi di Indonesia adalah letusan gunung berapi. Ada 129 gunung api aktif di seluruh Indonesia, dan sangat penting untuk mengetahui berapa banyak orang dan berapa banyak infrastruktur berada dalam batas tertentu dari lubang kepundan gunung api.

InaSAFE juga memiliki fungsi dampak untuk skenario letusan gunung berapi. Fungsi ini bisa menjalankan beberapa jenis data ancaman. Untuk detail informasi tentang fungsi ancaman gunung api InaSAFE, silakan lihat di Data Ancaman.

Pada bagian ini kita akan menggunakan ancaman gunung berapi Sinabung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai data ancaman dan bangunan yang berasal dari OpenStreetMap sebagai data keterpaparan. Untuk menjalankan ini, kita akan menggunakan Wizard Fungsi Dampak Terpusat atau Impact Function Centric Wizard (IFCW). Untuk informasi lebih lanjut tentang IFCW, Anda dapat merujuk ke Konsep kunci dalam perencanaan penanggulangan bencana dengan InaSAFE.

3.1 Membuka Proyek

Silahkan buka proyek baru pada QGIS agar menggunakan IFCW untuk menjalankan proyek ini. Proyek QGIS Anda seharusnya terlihat seperti ini:

../../_images/other_hazard_17.png

3.2 Menjalankan InaSAFE

Untuk menggunakan Wizard Fungsi Dampak Terpusat, silahkan klik ikon Wizard Fungsi Dampak Terpusat.

../../_images/other_hazard_18a.png

Setelah mengklik ikon tersebut, Anda akan melihat kotak dialog yang muncul:

../../_images/other_hazard_18.png

Pada kotak di atas, ada beberapa kolom yang membantu kita memilih skenario yang akan digunakan. Kolom berwarna hijau berarti skenario tersebut tersedia dan siap dijalankan di InaSAFE. Kolom berwarna abu-abu berarti skenario tersebut tidak tersedia di InaSAFE saat ini.

Karena kita ingin menjalankan Gunung berapi dengan bangunan pada sesi ini, silahkan klik Kolom Gunung berapi’ dan :guilabel:`Struktur. Kotak dialog yang dihasilkan akan muncul seperti ini:

../../_images/other_hazard_19.png

Anda bisa klik Lanjut dan pilih tipe geometri untuk layer ancaman dan keterpaparan, klik Poligon.

../../_images/other_hazard_37.png

Anda dapat mengklik Lanjut dan ikuti instruksi pada kotak IFCW.

Data ancaman yang ingin kita gunakan untuk skenario ini dapat ditemukan di InaSAFE Training Data > Sinabung > Hazard Data dan pilih Sinabung_Hazard_Map_2015_WGS84.shp.

Data keterpaparan bangunan dapat ditemukan di InSAFE Training Data > Sinabung > Exposure Data dan pilih Sinabung_buildings_WGS84.shp.

Ada pilihan untuk menggunakan batas agregasi untuk analisis Anda, baik Anda memuat layer agregasi dari file lokal Anda sendiri atau Anda menggunakan keseluruhan data untuk jendela analisis.

Catatan

Perbedaan antara Gunung berapi dan Abu gunung berapi dapat dilihat pada Data Ancaman, dan untuk penjelasan lebih lanjut tentang jenis data yang dapat ditemukan di Konsep kunci dalam perencanaan penanggulangan bencana dengan InaSAFE..

Jika Anda telah mengikuti instruksi di kotak IFCW, sebelum menjalankan InaSAFE Anda sebaiknya melihat bentuk akhir di bawah ini:

../../_images/other_hazard_20.png

Jika kotak IFCW Anda terlihat seperti gambar di atas, klik Hitung dan tunggu proses analisis sampai kotak hasil analisis muncul.

../../_images/other_hazard_21.png

3.3 Menginterpretasi Hasil

Setelah Anda selesai menjalankan analisis, Anda akan melihat hasilnya memiliki layer baru bernama “Jumlah Bangunan”. Layer ini akan menunjukkan bangunan mana yang terdampak untuk setiap zona ancaman. Akan ada empat warna bangunan baru yang dihasilkan dari InaSAFE (kuning muda, oranye, merah, dan abu-abu).

Bangunan berwarna kuning muda berarti bangunan-bangunan ini berada di Zona Risiko Rendah (Zona Resiko 1), bangunan oranye berarti bangunan-bangunan ini berada di Zona Risiko Menengah (Zona Resiko 2), bangunan merah dianggap terletak di Zona Risiko Tinggi ( Zona Resiko 3) Gunung Sinabung, dan bangunan abu-abu yang dianggap tidak terkena ancaman.

../../_images/other_hazard_22.png

Pada hasil InaSAFE, kita sekarang melihat ringkasan dampaknya. Hal tersebut sangat mirip dengan dek InaSAFE. Rinciannya dijelaskan di bawah ini.

../../_images/other_hazard_23.png
  • Laporan umum: menunjukkan perkiraan jumlah bangunan berdasarkan zona ancaman dan strukturnya. Zona ancaman membagi hasilnya menjadi beberapa kategori berdasarkan ambang batas yang ditetapkan dalam analisis ancaman. Dalam ringkasan dampak ini, InaSAFE membagi dampak bangunan menjadi tiga kategori berdasarkan zona ancaman Gunung Sinabung. Struktur membagi hasil yang menunjukkan jumlah bangunan yang terkena dampak, bangunan yang tidak terdampak, dan bangunan yang tidak terpapar ancaman.

  • Detail analisis: membagi bangunan yang terpapar ke dalam beberapa kategori berdasarkan atribut tipe bangunan untuk setiap bangunan.

  • Daftar tindakan: dirancang untuk membuat para pengelola bencana memikirkan apa yang perlu mereka lakukan/diskusikan saat merencanakan peristiwa serupa di masa depan.

  • Catatan dan asumsi: memberikan rincian tentang data masukan dan batasan atau asumsi dalam ringkasan atau laporan analisis.

  • Hasil agregasi: rincian statistik jumlah bangunan yang terkena dampak berdasarkan wilayah administratif.

  • Rincian analisis (sumber): penjelasan sumber data ancaman, data keterpaparan, agregasi berasal.

Anda sekarang telah menjalankan InaSAFE untuk skenario gunung berapi menggunakan Wizard Fungsi Dampak Terpusat atau Impact Function Centric Wizard (IFCW). Cukup berbeda dengan dek InaSAFE, alat ini dirancang untuk membantu pengguna menjalankan InaSAFE dengan lebih mudah tanpa perlu membuka semua data yang dibutuhkan satu per satu di QGIS. IFCW memberikan panduan dan detail yang tepat tentang tindakan apa yang harus dilakukan langkah demi langkah sampai skenario siap dijalankan. Alat ini sangat berguna, terutama untuk pengguna InaSAFE yang kurang familiar dengan QGIS dan data spasial.

4. Generic Hazard Impact Function in InaSAFE

InaSAFE dapat menjalankan analisis untuk beberapa ancaman, dengan menggunakan skenario yang kami siapkan berdasarkan ketersediaan data. Skenario ini mencakup tujuh jenis bahaya: banjir, gempa bumi, gunung berapi, abu vulkanik, tsunami, kerusakan bendungan, dan angin topan. Bagaimana jika skenario bahaya kita tidak termasuk dalam daftar ini (misalnya, longsor atau kekeringan tanah). Untuk mengatasi masalah ini, InaSAFE menyediakan alat yang disebut Fugsi Dampak Bencana Umum yang dapat menjalankan analisis untuk ancaman yang tidak tersedia melalui Fungsi Skenario Dampak tertentu.

4.1 Membuka Proyek

Selanjutnya, kita akan mengeksplorasi alat ini dengan menggunakan ancaman longsor di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur dengan data bangunan dan populasi untuk setiap skenario. Silahkan buka file proyek QGIS Nagekeo.qgs dari InaSAFE Training Data > Nagekeo. Setelah dibuka, proyek akan terlihat seperti gambar di bawah ini:

../../_images/other_hazard_24.png

Pada dek InaSAFE, formulir InaSAFE masih tampak kosong. Ini berarti data ancaman dan keterpaparan Anda tidak memiliki kata kunci. Sebelum melanjutkan proses, Anda harus mendefinisikan kata kunci untuk setiap dataset dalam proyek ini.

Untuk menentukan kata kunci, klik ikon Wizard Pembuat Keyword

../../_images/other_hazard_02b.png

dan ikuti instruksinya. Anda bisa merujuk ke Menjalankan InaSAFE Tingkat Menengah. jika Anda membutuhkan bantuan tambahan. Setelah Anda selesai mendefinisikan kata kunci untuk setiap layer, formulir InaSAFE Anda akan muncul seperti gambar di bawah ini:

../../_images/other_hazard_25.png

4.2 Menjalankan InaSAFE untuk Bangunan

a. Run InaSAFE

Dek InaSAFE Anda sekarang mengajukan pertanyaan “Jika terjadi Zona Ancaman Longsor, berapa bangunan yang akan terpengaruh?” Klik Hitung di pojok kanan bawah di dek InaSAFE Anda. Jika semua sudah diatur dengan benar, Anda akan mendapatkan hasilnya di area dek setelah beberapa detik, dan layer peta baru akan ditambahkan ke peta. Layer baru akan diberi nama “Jumlah bangunan”.

../../_images/other_hazard_26.png ../../_images/other_hazard_27.png

b. Interpret The Result

Mari kita lihat layer data baru yang dihasilkan dari InaSAFE.

  • Perbesar ke area manapun di Kanvas Peta

  • Akan ada tiga warna baru yang dihasilkan dari InaSAFE (merah, oranye, kuning muda dan abu-abu).

  • Bangunan merah berada di zona kerentanan tinggi, bangunan oranye berada di zona kerentanan sedang, bangunan kuning muda terletak di Zona Kerentanan Longsor Rendah dan bangunan abu-abu tidak terpapar oleh tanah longsor.

  • Klik bangunan yang terdampak pada daftar layer untuk memilihnya. Selanjutnya, klik tombol Identifikasi Fitur dan kemudian klik pada sebuah bangunan untuk melihat atribut bangunan tersebut.

../../_images/other_hazard_28.png

Pada panel InaSAFE kita sekarang melihat ringkasan dampaknya. Rinciannya dijelaskan di bawah ini.

../../_images/other_hazard_29.png
  • Laporan umum: menunjukkan perkiraan jumlah bangunan berdasarkan zona ancaman dan strukturnya. Zona ancaman membagi hasilnya menjadi beberapa kategori berdasarkan ambang batas yang ditetapkan dalam analisis ancaman. Dalam ringkasan dampak ini, InaSAFE membagi dampak bangunan menjadi tiga kategori berdasarkan zona ancaman tanah longsor. Struktur membagi hasil yang menunjukkan jumlah bangunan yang terkena dampak, bangunan yang tidak terdampak, dan bangunan yang tidak terpapar ancaman.

  • Detail analisis: membagi bangunan yang terpapar ke dalam beberapa kategori berdasarkan atribut tipe bangunan untuk setiap bangunan.

  • Daftar tindakan: dirancang untuk membuat para pengelola bencana memikirkan apa yang perlu mereka lakukan/diskusikan saat merencanakan peristiwa serupa di masa depan.

  • Catatan dan asumsi: memberikan rincian tentang data masukan dan batasan atau asumsi dalam ringkasan atau laporan analisis.

  • Hasil agregasi: rincian statistik jumlah bangunan yang terkena dampak berdasarkan wilayah administratif.

  • Rincian analisis (sumber): penjelasan sumber data ancaman, data keterpaparan, agregasi berasal.

4.3 Menjalankan InaSAFE untuk Populasi

a. Run InaSAFE

Matikan layer Bangunan Terdampak oleh setiap zona ancaman (layer dihasilkan dari analisis InaSAFE dan nyalakan layer Orang. Karena kita ingin melihat jumlah orang yang mungkin meninggal atau tergusur di area tertentu, kita juga perlu menyalakan layer Desa di QGIS. Layer ini akan digunakan sebagai layer agregasi yang dapat menunjukkan hasil yang dikelompokkan berdasarkan batas administratif.

Jika Anda lupa langkah-langkah untuk menentukan lapisan agregasi, lihat Menjalankan InaSAFE Tingkat Menengah. Edit formulir pertanyaan pada dek InaSAFE sehingga terlihat seperti gambar di bawah ini:

../../_images/other_hazard_30.png

Selanjutnya, klik Hitung untuk memulai analisis.

b. Interpret the Result

Jika semuanya telah diatur dengan benar, Anda harus mendapatkan hasilnya di area dek setelah beberapa detik, dan lapisan peta baru harus ditambahkan ke peta. Layer dampak baru akan disebut Jumlah Orang. Mari telusuri hasilnya lagi untuk membantu Anda lebih mengerti.

  • Perbesar ke area.

  • Pilih Jumlah orang dalam daftar layer dan gunakan alat Identifikasi Fitur lagi untuk memilih piksel (persegi) pada kanvas peta.

Di sini kita mengklik zona merah dan menemukan bahwa ada nilai kelas ancaman ‘tinggi’. Artinya masyarakat berada di daerah yang terkena dampak yang diperkirakan sebagai zona ancaman tinggi.

../../_images/other_hazard_31.png ../../_images/other_hazard_32.png

Pada panel InaSAFE kita sekarang bisa melihat ringkasan dari hasil analisis. Detil nya akan dijelaskan dibawah ini.

../../_images/other_hazard_33.png
  • Laporan umum: menunjukkan perkiraan jumlah orang yang terkena dampak berdasarkan zona ancaman dan populasi. Diasumsikan bahwa semua orang ini perlu dievakuasi. Zona bahaya membagi hasilnya menjadi beberapa kategori berdasarkan ambang batas yang ditetapkan dalam analisis. Populasi membagi hasil yang menunjukkan jumlah pengungsi dan korban jiwa.

  • Kebutuhan minimum: adalah hitungan jumlah makanan, air dan produk lain yang dibutuhkan oleh orang yang dievakuasi setiap minggu.

  • Daftar tindakan: dirancang untuk membuat para pengelola bencana memikirkan apa yang perlu mereka lakukan/diskusikan saat merencanakan peristiwa serupa di masa depan.

  • Catatan dan asumsi: memberikan detil mengenai data masukan dan batasan atau asumsi pada hasil analisis. Contohnya, hal tersebut menjelaskan jumlah total penduduk pada area analisis dan sumber kebutuhan minimum.

  • Laporan kebutuhan minimum terperinci: rincian statistik jumlah populasi pengungsi dan kebutuhan minimum berdasarkan wilayah administratif.

  • Laporan gender dan usia terperinci: memberikan rincian jumlah orang yang terkena dampak berdasarkan usia (remaja, orang dewasa dan orang tua) dan jenis kelamin berdasarkan pengaturan bawaan demografi populasi dunia dan menghitung kebutuhan minimum untuk kebersihan wanita dan wanita hamil. Jika Anda menggunakan layer agregasi, hasilnya akan dirinci berdasarkan area administratif.

Catatan

Dalam hasil InaSAFE, Daftar Tindakan dan Catatan mungkin tidak terkait dengan ancaman yang kita jalankan. Misalnya, jika kita menjalankan ancaman kekeringan, daftar periksa tindakan mungkin memiliki beberapa topik seperti berapa banyak bangunan yang ditutup, ataupun orang mati atau terlantar. Topik-topik tersebut tidak benar-benar terkait dengan ancaman kekeringan.

Ringkasan

Selamat! Anda sekarang telah belajar menggunakan sebagian besar fungsionalitas InaSAFE‘s. Anda dapat menjalankan analisis untuk ancaman spesifik menggunakan alat Wizard Fungsi Dampak Terpusat atau Impact Function Centric Wizard (IFCW) dan Fungsi Dampak Umum yang akan membuat penggunaan InaSAFE lebih mudah.

Sekarang, untuk menjadi pengguna yang mahir menggunakan InaSAFE, coba gunakan semua alat yang telah Anda eksplorasi dalam modul ini dengan menggunakan skenario dan data Anda sendiri, dan praktikkan untuk menginterpretasi hasilnya.